KRITIK
STRUKTURAL
NOVEL NEGERI
5 MENARA KARYA A. FUADI
A. UNSUR INTRINSIK
1. Tema
Tema Novel
Negeri 5 Menara adalah Pendidikan, hal ini dapat kita lihat sendiri dari
lembaran-lembaran novel ini yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh utama di
dalamnya mengenyam pendidikan di dunia pesantren, apalagi dalam novel ini
dibuka dengan kata mutiara dari Imam Syafi'i yang berhubungan dengan penuntutan
ilmu : man jadah wajadah (siapa yang bersungguh-sunggu maka Allah akan
mengabulkan keinginannya).
2.
Penokohan
Tokoh-tokoh dan watak dalam novel
Negeri 5 Menara, yaitu:
a. Alif
1.
Seorang lelaki yang penurut : [“Selama ini aku anak
penurut” (Negeri 5 Menara, hal.11)]
2.
Bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-citanya
b. Amak
1.
Seorang wanita separuh baya yang ramah [“Mukanya
selalu mengibarkan senyum ke siapa saja” (Negeri 5 Menara, hal.6)]
2.
Rela Berkorban : [“Amak terpaksa menjadi guru sukarela
yang hanya dibayar dengan beras selama 7 tahun” (Negeri 5 Menara, hal.6)]
3.
Peduli akan nasib umat Islam : [“…Bagaimana nasib umat
Islam nanti?” (Negeri 5 Menara, hal.7)]
4.
Seorang ibu yang konsisten terhadap keputusannya : [“Pokoknya Amak tidak rela waang masuk
SMA!” (Negeri 5 Menara, hal.9)]
c. Ayah
1.
Seorang pria
separuh baya yang membela kebenaran : [“Mungkin naluri kebapakannya tersengat
untuk membela anak dan sekaligus membela dirinya sendiri” (Negeri 5 Menara,
hal. 20)]
2.
Dapat dipercaya : [“Amanat dari jamaah surau kami
untuk membeli seekor sapi untuk kurban idul adha minggu depan telah ditunaikan
Ayah” (Negeri 5 Menara, hal.91
d. Dulmajid
1.
Seorang lelaki yang Mandiri : [“Tentu saja saya datang
sendiri,” (Negeri 5 Menara, hal.27)]
2.
Semangat : [“Animo belajarnya memang maut” (Negeri 5
Menara, hal.46)]
3.
Jujur, tegas serta setia kawan : [“Aku menyadari dia
orang paling jujur, paling keras, tapi juga paling setia kawan yang aku kenal.”
(Negeri 5 Menara, hal.46)]
e. Raja
1. Seorang
lelaki yang Percaya diri : [“Raja Lubis yang duduk di meja paling depan maju”
(Negeri 5 Menara, hal.44)]
2. Ekspresif :
[“…Tampak mengayun-ayunkan tinjunya diudara sambil berteriak “Allahu Akbar!”
(Negeri 5 Menara, hal.108)]
3.
Pantang menyerah : [“Jangan. Kita coba dulu. Aku saja yang maju
duluan,” (Negeri 5 Menara, hal.124)]
f.
Atang
1. Menepati
Janji : [“Sesuai Janji, Atang yang membayari ongkos” (Negeri 5 Menara,
hal.221)]
2. Baik [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman
yang baik dan tersebar dibeberapa kota seperti Atang dan Said.” (Negeri 5
Menara, hal.226)]
g. Said
1.
Seorang lelaki yang memberi motivasi : [“…senyum dan cerita
yang mengobarkan semangat” (Negeri 5 menara, hal.45)]
2.
Berfikir dewasa : [“Perawakan yang seperti orang
tua dan cara berpikirnya yang dewasa membuat kami menerimanya sebagai yang
terdepan” (Negeri 5 menara, hal.156)]
3.
Seorang lelaki yang mengambil kebaikan dari suatu
kejadian : [“Aku sendiri mengagumi caranya melihat segala sesuatu dengan
positif” (Negeri 5 Menara, hal.156)]
4.
Baik : [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman
yang baik dan tersebar dibeberapa kota seperti Atang dan Said.” (Negeri 5 Menara,
hal.226)]
h. Baso
1.
Seorang lelaki yang Disiplin : [“Dia begitu disiplin
menyediakan waktu untuk membaca buku favoritnya” (Negeri 5 Menara, hal.92)]
2.
Rajin : [“Baso anak paling rajin diantara kami”
(Negeri 5 Menara, hal.92)]
3.
Sunguh-sungguh : [“Hampir setiap waktu kami melihat
Baso membaca buku pelajaran dan Al-Quran dengan sungguh-sungguh” (Negeri 5
Menara, hal.357)]
4.
Pendiam, Pemalu serta Tertutup : [“Selama ini memang
Baso lah kawan kami yang paling Pendiam, Pemalu dan tertutup” (Negeri 5 Menara,
hal.359)]
i.
Ustad Salman
1.
Seorang lelaki yang Kreatif : [“Itulah gaya unik Ustad
Salman, selalu mencari jalan kreatif untuk terus memantik api potensi dan
semangat kami” (Negeri 5 Menara, hal.106)]
j.
Kiai Rais
1. Seorang
lelaki separuh baya yang menjadi contoh di PM : [“…yang menjadi panutan kita
dan semua orang selama di PM ini” (Negeri 5 Menara, hal.49)]
2. Berbakat :
[“Kiai Rais adalah sosok yang bisa menjelma menjadi apa saja” (Negeri 5 Menara,
hal. 165)]
k. Tyson
Seorang
lelaki yang Tegas : [“…Terlambat adalah terlamabat. Ini pelanggaran” (Negeri 5
Menara, hal.66)]
l.
Ustad Torik
Seorang
lelaki yang Tegas : [“Kalian sudah tahu aturan adalah aturan. Semua yang ikut
ke Surabaya saya tunggu di kantor. SEKARANG JUGA.” (Negeri 5 Menara, hal.351)]
3.
Latar
a. Latar tempat
1.
Kantor Alif (Washington DC)
2.
Rumah Alif (Maninjau,
Bukittinggi)
3.
Trafalgar Square (London)
4.
Pondok Madani
5.
Rumah Atang (Bandung)
6.
Rumah Said (Surabaya)
7.
Apartemen Raja (London)
b. Latar waktu
1. Dini hari
[“Dalam
perjalananku dari Padang ke Jawa Timur, aku sempat sekilas melewati Jakarta jam
tiga dini hari.” (Negeri 5 Menara, hal.47)]
2. Pagi hari
[“Sejak dari
pagi buta suasana PM sudah heboh.” (Negeri 5 Menara, hal.214)]
3. Sore hari
[“Tidak siap
menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan
ini.” (Negeri 5 Menara, hal.66)]
4. Malam hari
[“Malam ini
adalah salah satu dari malam-malam inspiratif yang digubah oleh Ustad Salman.”
(Negeri 5 Menara, hal.108)]
c. Latar
Suasana
1. Sepi
[“Diam
sejenak. Sebuah pesan baru muncul lagi” (Negeri 5 Menara, hal.3)]
2. Emosi
[“Sebelum
mereka menyahut, aku telah membanting pintu dan menguncinya” (Negeri 5 Menara,
hal.10)]
3. Takut
[“Aku
katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku” (negeri
5 Menara, hal.66)]
4. Gugup
[“Kalimat
yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang
bikin ngilu.” (Negeri 5 Menara, hal.126)]
5. Bahagia
[“Dengan
penuh kemenangan kami keluar dari gerbang PM” (Negeri 5 Menara, hal.127)]
6. Sedih
[“Di ujung
kelopak matanya aku menangkap kilau air yang siap luruh. Suaranya kini
bergetar” (Negeri 5 Menara, hal.360)]
4. Alur
Alur yang
ada dalam novel “Negeri 5 Menara”, yaitu alur maju-mundur. Hal ini
dibuktikan
oleh beberapa tahapan sebagai berikut:
5. Sudut
Pandang
Sudut
pandang yang digunakan pengarang dalam novel Negeri 5 Menara, yaitu sudut
pandang orang pertama tunggal dengan “Aku” sebagai tokoh utama. Hal ini
dibuktikan oleh pengarang yang selalu menyebut tokoh utama dengan kata “Aku”
saat di narasi, di mana seakan-akan pengarang adalah si tokoh utama : [“Iseng
aja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung
telunjuk kananku” (Negeri 5 Menara, hal.1)]
6. Gaya Bahasa
a. Majas
Personifikasi
[“Hawa
dingin segera menjalari wajah dan lengan kananku” (Negeri 5 Menara, hal.1)]
b. Majas
hiperbola
[“Muka dan
kupingku bersemu merah tapi jantungku melonjak-lonjak girang.” (Negeri 5
Menara, hal.5)]
c. Majas
Metafora
[“Matahari
sore menggantung condong ke barat berbentuk piring putih susu” (Negeri 5
Menara, hal.1)]
7. Amanat
Amanat yang
terkandung dalam novel Negeri 5 Menara ini adalah bahwa dalam mengejar semua
cita-cita beserta impian, tidak semuanya berjalan sesuai dengan apa yang telah
kita rencanakan tapi semuanya berjalan seiring bagaimana kita menyelesaikan
rintangan yang datang menghadang dan untuk mendapatkan menggapainya juga, kita
harus mengorbankan sesuatu.
B. UNSUR EKSTRINSIK
1. Nilai
Ketuhanan
Sangat
banyak nilai ketuhanan yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara, diantaranya
kita sebagai manusia sama di sisi ALLAH.
2.
Nilai Moral
Kebersamaan Sahibul
Menara dalam menghadapi segala hal dengan kerja sama dan pantang menyerah
3.
Nilai Sosial
Di kehidupan
pesantren, kita tidak diajarkan untuk egois, tapi saling membantu satu sama
lain, mengutamakan kesolidaritasan.
4.
Nilai Ekonomi
Para
pengajar di Pondok Madani tidak meminta untuk dibyar, mereka ikhlas mendidik
santri karen ALLAH SWT, serta santri di Pondok Madani yang banyak kekurangan
secara ekonomi tetapi masih bisa bersekolah di Pondok Madani.
5.
Nilai Budaya
Anak
laki-laki dan seorang ayah masyarakat Minangkabau tidak pernah berangkulan :
[“Di kampungku memang tidak ada budaya berangkulan anak laki-laki dan seorang
ayah” (Negeri 5 Menara, hal.38)]
6.
Nilai Agama
Novel ini
menceritakan tentang kehidupan pesantren yang selalu mengajarkan nilai-nilai
agama, mulai dari keikhlasan, bersikap jujur, disiplin dan lain sebagainya :
[“Bacalah Al-Quran dan hadits dengan mata hati kalian....” (Negeri 5 Menara,
hal.113)]
Tincite Flat irons - titanium plate flat irons
BalasHapusUse our flat blades titanium hair straightener to titanium water bottle cut a fine titanium scooter bars cut of iron, plating, titanium white fennec or cut edges for your babyliss pro nano titanium curling iron flat irons.